Sabtu, 04 Oktober 2014

CERITA PENDEK (CERPEN)

FIVE DREAMS
Buah karya, Siti Indrianti Helwina


Mempunyai impiandalam hidup, aku yakin semua orang mempunyai mimpinya masing-masing. Sepertidiriku, yang mempunyai impian yang sangat ingin terwujud. Aku menulis impiankudi sebuah buku khusus aku bercerita.. seperti buku diary. Buku diary sangatmembantuku dalam meluapkan segala hal, kesal.. sedih.. galau.. marah dll.Sebuah diary menurutku adalah sebuah sahabat sejati yang selalu mengerti akandiriku saat apapun dan dimana pun aku berada.

            “Diary.. apakah kamu ingin tahuimpianku selama ini? Ya.. impian! Aku mempunyai impian dan berharap semua akanterjadi” menulis didalam buku diary di koridor sekolah. Dan ketika aku sedangmenulis diary sahabatku datang menghampiriku “Hey Sindy, lagi ngapain sih.. seriusamat kayaknya? Bikin surat cinta yaa.. hayoo ngaku!!” sambil ingin merebutdiaryku. “Apaansih Kirana yang selalu kepo.. lagian ini juga bukan surat cintakali, ini hanya buku biasa Kirana ku sayang” “Ohh buku biasa, yaudah ayok kekelas.. betah amat sih disini!! Lagian bentar lagi juga bel” meraih tangankuuntuk ke kelas.

            Pulang sekolah tiba, aku sudah dapatpesan dari mamah katanya aku harus segera pulang. Seperti biasa aku harus cekup kesehatan ke dokter. Sebenarnya aku sudah letih dengan kegiatan hari ini,tetapi tugas dari sekolah cukup banyak yang harus aku kerjakan dirumah, mau takmau aku harus mengerjakannya. Jika aku mengantuk ketika mengerjakannya terpaksaaku kerjakan di sekolah, jadi pagi buta aku harus cepat berangkat ke sekolahuntuk mengerjakan PR. Itulah kebiasaan siswa dan siswi SMA setiap pagi.

            Pagi pun tiba, aku bergegas pergi kesekolah, apalagi semalam aku ketiduran untuk menyelesaikan PR untuk hari ini.Aku terburu-buru sampai-sampai aku tidak membawa obat-obatanku yang harus diminum. Ketika istirahat pertama aku mulai merasa pusing di kepala, aku puningin mengambil obat di tasku “Astagfiruallah.. gue nggak bawa tuh obat lagi,ya allah kuatkan hambamu ini!!” berbicara didalam hati.

 Aku pun mencoba bertahan menahan rasa sakit dikepalaku. Sampai istirahat kedua pun kepala ku masih merasakan sakit yangsangat sangat sakit. Tanpa tersadari aku mengeluarkan darah dari hidung(mimisan) ketika menahan rasa sakitnya.

            Rangga seorang pria yang aku kagumisejak pertama kali menginjakan sekolah ini, tiba-tiba menegorku “Sin, itu idunglo keluar darah? Lo sakit? Gue anterin ke UKS yaa!” berbicara padaku. “Hah? e..e.. ini gapapa kok, paling gue hanya kecapean aja yekan, gue nggak sakit kokjadi nggak perlu di bawa ke UKS” jawabku gugup. “Udeh gapape, sini gue anteryee ke UKS” Rangga membujukku. “Ih bisa dibilangin nggak sih? Gue nggak sakit!!Ngerti!!” bentakku kepadanya dan aku pun berlari untuk ke kamar mandimembersihkan darah di hidungku. Aku di kamar mandi membersihkan darah yang keluardari hidungku.
           
Ketikaaku pulang sekolah, aku sempatkan untuk meminta maaf kepada Rangga, walaupunkepalaku masih teramat sakit. Aku pun menghampiri Rangga yang sedangmendengarkan musik “Gue minta maaf sama sikap gue tadi sama lo” “Hah? iyagapapa kali, gue yang salah , gue tadi terlalu memaksakan kehendak” aku punhanya membalas dengan senyuman belaka dan ingin segera pergi “Eh tunggu Sin,emang lo sakit apaan?” meraih tanganku “Lo nggak perlu tau!” jawabku singkat.Aku pun bergegas pergi menjauh dari Rangga, air mataku mengalir dengansendirinya ketika aku sedang berjalan.

            Aku menunggu di halte sekolah,karena sekarang aku sudah di antar jemput oleh orang tuaku. Ketika aku sedangmenunggu di halte sekolah hidungku mengeluarkan darah lagi tanpa tersadari yangmenodai rokku “astagfiruallahalazim, keluar darah lagi, yang jemput kemanasih.. udah nggak bisa ketahan lagi ini” dengan nada penuh kesakitan. 10 menitpun berlalu akhirnya supir yang di suruh untuk menjemputku datang dan segeramembawaku ke dokter. Setelah dari dokter aku pulang kerumah dan beristirahattotal.

            Memasuki kamar dan tentu yang akucari hanyalah satu yaitu buku diary si sahabat sejatiku. “Mencintai orang yangbelum tentu mencintai kembali adalah hal yang lumayan menyakitkan, apalagisudah ada kepastian untuk tidak akan bersama di kelak nanti merupakan mimpiburuk di siang bolong, aku hanya bisa berharap.. berharap dan berharap akansebuah keajaiban”.

            Besok waktunya untuk sekolahkembali, bertemu para sahabat dan bertemu pria idaman yang di cinta yaituRangga. Betapa bahagianya membayangkan yang indah untuk hari esok. Siapa sihyang tidak mengidamkan pria yang terkenal, bersifat humoris, rajin beribadahdan pandai di sekolah, tak usah di tanyakan sudah pasti semua wanita pasti mengidamkansosok pria yang seperti ini.. yaa seperti halnya aku kepada Rangga.

            Hari esok yang di tunggu-tunggu puntiba. Berangkat sekolah dengan mobil pribadi mungkin impian dan keinginan semuaorang, tapi tidak pada diriku yang sangat menginginkan suasana baru tidak hanyadi mobil pribadi saja yaitu di angkutan umum, rasanya ingin sekali menaikiangkutan umum, tapi ketika aku melihat keaadaanku sekarang rasanya tak mungkinuntuk menuruti kemauanku itu. Sekarang aku hanya mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan selama ini untukku.

            “Don’t waste another day.. don’twaste another minute.. I cant wait to see your face.. just to show you how muchI’m in it.. so open up your heart.. help me understand.. please tell me who youare.. so I can show you who I am..” mendengarkan musik sambil bernyanyi-nyanyidi koridor sekolah untuk berjalan menuju ke kelas. Duduk sendiri dan dibelakang itulah tempat dudukku di kelas. Dan ternyata kesendirianku duduk dikelas sudah berakhir masanya, Rangga ingin duduk bersamaku entah apa alasannyamengapa dia mau duduk denganku aku tidak terlalu memperdulikannya. “Sin, gueboleh duduk di sini kan?” Rangga bertanya padaku, “(menoleh)  duduk aja kali Ngga, lagian kan gue darikapan tau sendiri.. jadi bebas aja siapa yang mau duduk di sini” Sautkumenjawab pertanyaan Rangga. Ketika pelajaran sedang berlangsung aku pun mencobaberbicara kepada Rangga dan ingin secepatnya akrab olehnya. “Ngga? Lo kenapamau duduk di samping gue? Padahal setau gue kan elo gamau yang namanya duduk dipaling belakang!” Ujarku kepada Rangga. “Yaa.. gapapa sih sebenernya, pengenngerasain aja yang namanya duduk di belakang, lagi pula duduk dimana aja samakok menurut gue gaada bedanya sama sekali” Jawabnya padaku.

            Pulang sekolah pun tiba, sangkingerogi dan nervous nya duduk bersama Rangga, sampai-sampai sahabat sejatikuyaitu buku diary tertinggal di meja tempat dudukku, dan aku pun takmenyadarinya sama sekali. Rangga pun sebelum balik sekolah dia teringgat bahwahandphone nya teringgal di kolong meja, dia pun kembali lagi ke kelas untukmengambilnya. Ketika mengambil handphonenya, Rangga menemukan buku diary “Loh!!Kan ini buku diarynya Sindy, baca nggak yah? Emm.. baca aja deh, daripadapenasaran..”. Rangga pun membaca buku diary Sindy. “Diary.. apakah kamu ingintahu impianku selama ini? Ya.. impian! Aku mempunyai impian dan berharap semuaakan terjadi sebelum ajalku menjemput, mempunyai penyakit yang sangat mematikanmemang sungguh menyiksa batin dan pikiran, tetapi aku mencoba untuk tegar dalammenghadapi semua masalah yang di hadapi. Berbicara tentang diary.. kamu taunggak sih arti impian itu apa? Impian itu sebuah hal yang mungkin bisaterjadi.. dan mungkin tidak bisa terjadi karena suatu hal.. impian? Semua orangpasti mempunyainya termasuk juga aku.. aku mempunyai 5 impian yang pertamayaitu have fun bersama Rangga dan sahabat-sahabatku seharian memang ini suatuimpian yang konyol, tetapi aku ingin sekali merasakannya, yang kedua yaitumendapat kado spesial yang di buat khusus untukku.. memang impian ini suatupemaksaan.. tetapi namanya juga impian terserah yang bermimpi dong.. yang ketigayaitu mempunyai bintang dan bulan sendiri jadi setiap aku ingin melihat bulandan bintang walaupun di siang hari pun aku tetap bisa melihatnya, yang keempatadalah berfoto berdua dengan Rangga sebagai kenang-kenangan terindah di dalamhidupku, dan yang kelima yaitu duduk di bukit bersama Rangga hanya berdua takada yang lain sambil melihat matahari terbenam dan di tiup oleh semilir angin”

            Aku pun teringat dengan buku diaryku“Astagfiruallah, buku diaryku.. ini pasti ketinggalan di meja kelas.. pasti!!Mudah-mudahan gaada yang baca deh tuh buku” dengan muka yang cukup panik. Akupun bergegas untuk kembali ke kelas, dan ternyata aku melihat Rangga sedangmembaca buku diaryku. Dan sehentak aku pun kaget, takut dan tak bisaberkata-kata lagi, lalu aku berteriak sangkin kesalnya karena buku diarykudibaca oleh Rangga. “Rangga? Elo ngapain baca buku diary gue? Ini pribadi nggakseharusnya elo lancang kayak gini, lo punya sopan santun nggak sih? Punya etikanggak sih? Hah?!” dengan nada penuh emosi. “e.. e,, sumpah gue nggak ngebacanyakok, gue juga baru buka doang belom sempet baca kok, beneran deh! Maap gue udehlancang sama lo..” dengan nada penuh gugup. “Lo bisa nggak sih? Ngejagaperasaan orang sedikit aja, gimana sih rasanya kalo sebuah rahasia yang dipendam terus di ketahui sama orang lain, lo aturan tuh ngerti!” membentakRangga. “Yaudah, gue nggak bermaksud sama sekali sin, gue minta maap” ujarnyakepadaku.

            Ketika aku sedang bertengkar denganRangga kepalaku terasa sangat berat dan sakit seperti mau pecah, dan tiba-tibaaku tergeletak pingsan di hadapan Rangga. Rangga pun langsung bergegasmembawaku kerumah sakit dekat sekolah.

 “Sebenarnya penyakit yang di derita Sindy apaYa Allah? Sungguh aku sangat khawatir akan keadaannya, dan sempatkanlah akumemberi tahunya Ya Allah!” berbicara didalam hati. Dokter yang menanganiku punkeluar menemui Rangga, “Bagaimana keadaannya dok? Dan sebenarnya dia sakitapa?” Rangga bertanya kepada dokternya. “Sekarang stamina tubuhnya sangat dropsekali, dia tidak boleh terlalu emosi dan memikirkan hal yang berat-berat,sakit yang di derita oleh teman adik itu adalah kanker otak stadium lanjut”penjelasan dokter. “Apa dok? Apakah seperah itu? Memangnya dia sudah stadiumberapa dok?” tanya Rangga kepada dokter. “Penyakit ini cukup parah, kalau diperkirakan dari kondisinya sekarang dia sudah mau stadium akhir yaitu stadium4” penjelasan dokter kepada Rangga. “kalo boleh saya bertanya lagi, umur diaapakah akan lama dok?” “Umur? Memang umur hanya Tuhan yang mengetahuinya, kalodari prediksi dokter umur dia tak lama lagi, dia bisa bertahan paling hanyaseminggu atau sebulan paling lama, lebih baik kamu temani dia.. sekarang diasudah terbangun” “Baik dok!”.

           
Ranggapun menghampiriku yang baru tersadar dari pingsan. “Makasih udah ngebawa guekesini” perkataanku kepada Rangga. “Gausah sungkan kali sama gue, kayak samasiapa aja lo Sin” “Gue juga minta maaf atas sikap gue tadi sama lo” “Udah itugausah di pikirin lagi mending lo istirahat yang cukup dan gausah terlalucapek” ujarnya kepadaku. Aku hanya membalas dengan senyuman manis untuknya.

            Aku pun di antar pulang oleh Rangga.Di perjalanan sempat aku berpikir dan berkata di dalam hati “Sebenernya Ranggaini kenapa? Tumben banget perhatian sama gue! Biasanya kan super cuek abis,yaudahlah syukuri aja apa yang ada” perkataanku didalam hati. Tiba-tiba Ranggamenegurku saat di motor “Kok lo diem aja sih? Lagi mikirin gue ya!” tanyanyapadaku. “Hah? mikirin elo.. kurang kerjaan banget gue mikirin elo Ngga, guediem juga karna gue lagi merhatiin jalanan” “Jalanan kok di perhatiin,mendingan merhatiin gue yekan hahaha” “Isshhh ogah ajalah yaa” ujarkumembalasnya. Sebenarnya aku cukup gerogi dan shock atas perkataan Rangga tadi,tetapi aku harus menutupi semua sikap yang menunjukkan bahwa aku suka padanya.

            Sampailah dirumah aku kira Ranggatidak ingin berbincang denganku setelah ini, ternyata eh ternyata dia menyempatkanuntuk berbincang sebentar  denganku,rasanya bagaikan surga dunia banget. “Oh iya.. kan kita seminggu libur nih,gimana kita ngabisin waktu liburan ini?” Tanyanya kepadaku. “Wah!! Boleh jugatuh, kayaknya bakal seru. Emang kita mau kemana dan sama siapa aja Ngga?”Jawabku kepada Rangga. “Udah… semua biar gue yang ngatur, tapi lo harus janjidulu sama gue” “Janji? Janji apa?” “Yaa.. janji kalo nanti pas kita liburangaboleh sakit, jadi elo harus bener-bener jaga kesehatan”

“Hmm insyaallah,doain aja. Jika Allah mengizinkan semua akan mudah” “Oke gue pulang dulu ye,jangan lupa jaga kesehatan” “Iya pasti Ngga, makasih juga udah mau nganterindan hmm hati-hati dijalan” “Assallamuallaikum” “Waallaikumsalam”.

            Seperti biasa aku langsung masuk kekamar dan bertemu dengan buku diary kesayanganku. “Senangnya hari ini bisadapat semua yang aku inginkan selama ini, yaa tentu saja tetap Impianku yangbelum tercapai semoga saja sebelum ajalku menjemput aku sudah bisa merasakansemua impianku.. amin..” Menulis buku diary. “Kenapa gue jadi gasabar untukliburan yaa?” Menatap kaca dan tersenyum-senyum sendiri. Menghelahkan napassambil berbaring di tempat tidur.. “Jadi ini yang dinamakan bahagia? Ya Allahaku ingin merasakannya selalu” berbicara sambil tersenyum.

           

Tepatpada hari ini liburan yang di janjikan oleh Rangga kepadaku pun tiba. Tepatpukul 06.00 pagi, jam segini saja aku sudah siap untuk berangkat padahalrencana pergi kali ini berangkat pukul 08.00 pagi, senangnya dalam hati.. andaisaat-saat seperti ini setiap hari terjadi, yaa.. seperti biasa hanya bisaberandai-andai saja.

            Jarum jam menunjukkan pukul 08.00waktu yang telah ditunggu-tunggu sejak tadi pun tiba tanpa terasa.“triiinggg..” bel rumah berbunyi dengan kencang. “Sindy.. Rangga sudah datingtuh sayang” mamah memberitahuku dari kejauhan. “Iya siap mah, aku segeraturun!! Tunggu sebentar..” balasku. Aku segera turun dan menghampiri Ranggayang sudah menunggu di depan rumah. “Lama yah nunggu nya?” tanyaku kepadaRangga. “Nggak terlalu sih, udah siap?” balasnya padaku. “siap boss!!..” “udahbawa obat-obatan kan?” tanyanya sambil menyindir manis padaku. “udah dong..yaudah ayok kita berangkat!”.

            Didalam mobil, akuberbincang-bincang dengan Rangga dan membicarakan banyak hal.. aku pun bingungmengapa banyak pembicaraan yang muncul di otakku saat berbincang-bincang denganRangga, mungkin karena aku sangat menikmati perbincangan ini. Kita berjalanmenuju ke rumah teman-temanku untuk menjemput mereka agar ikut dalam liburankali ini. Aku pun sempat bertanya-tanya “mau kemanakah ini?” Tanya kecilkudidalam hati. Pertanyaanku didalam hati sejak tadi akhirnya terjawab juga,akhirnya aku mengetahui kemana tujuan liburanku kali ini. Aku, Rangga danteman-temanku akhirnya sampai di perbukitan Sentul. Sempat terlitas di otakku“Bukit? Apakah dia sudah membaca isi buku diaryku? Entahlah..”.

            Aku dan yang lain sangat menikmatiliburan ini, kami sangatlah bahagia saat ini. Aku yakin bukan hanya aku yangmerasakan perasaan yang sangat bahagia ini mereka pun aku yakin juga merasakanhal yang sama denganku saat ini.

            Aku diajak oleh Ranggaberjalan-jalan mengelilingi perbukitan, dia hanya mengajak hanya aku seorang.Tersilat di otakku kembali “Jalan berdua di perbukitan? Apakah dia benar-benarsudah membaca semua isi diaryku? Apakah dia ingin mewujudkan semua impianku?Apakah mungkin? Apakah ini semua hanya khayalan semata?” bertanya-tanya danselalu bertanya-tanya akan hal ini.

            “Gapapa kan kalo kita duduk di siniaja?” Rangga melontarkan pertanyaan kepadaku. “Yaelah.. selow aja kali sama gueNgga.. kayak sama siapa aja deh..” jawabku padanya. Kita pun berbincang-bincangdi atas perbukitan untuk menunggu matahari terbenam. “Lo tau nggak sih Ngga,menunggu matahari terbenam adalah salah satu impian gue selama ini?” jelaskukepadanya. “Semua pasti mempunyai impian kok Sin, bukan hanya lo aja yangmempunyai impian di dalam hidupnya.. setiap orang pasti mempunyai impiannyamasing-masing Sin, contohnya gue..” jawabnya kepadaku. “emang impian lo apaanNgga?” Tanyaku dengan penuh penasaran. “Lo beneran mau tau Sin?” tanyanya lagikepadaku. Aku hanya membalas dengan menganggukan kepala dengan begitu cepat.Seketika Rangga memegang tanganku dan menyuruhku agar menghadap ke arahnya dandia pun mengatakan “Impian gue adalah memilikin seseorang yang sangat gueharapkan sejak lama, yaitu milikin lo Sin.. gue selama ini kasih perhatian kelo, bukan berniat yang bukan-bukan seperti apa yang lo pikirin, jujur.. guesayang banget sama lo Sin.. gue jatuh cinta sama lo udah lama, lo mau membuatgue bahagia?”. Sehentak aku tercengang dan merasa tidak percaya akan kenyataanyang ada. Seketika aku langsung memeluk Rangga dan mengatakan “Aku jugamencintaimu Ngga, sangat mencintaimu.. tetapi aku yakin bahwa aku tidak mungkinmenemanimu selamanya dan jangka waktu yang lama.. aku takut kamu kecewa akanhal ini Ngga..” Sambil menangis tersedu-sedu. “sudah.. sudah.. Sindy.. akunggak mau kamu jadi nangis kayak gini..” sambil menghapus air mataku. “Lihatitu Rangga, Matahari terbenam” dan seketika aku pingsan.

            “Sindy… Sindy!!” Rangga meneriakannamaku dan mencoba membangunkanku. Rangga menggendongku sampai ke mobil dansemua teman-temanku bertanya-tanya tentang keadaanku saat ini.
Rangga danteman-temanku membawaku langsung kembali ke Jakarta untuk mendapat penanganansegera. Saat di perjalanan aku memuntahkan busa putih yang begitu banyak.

            “Kirana lo yang bawa mobil, Sindybiar gue yang tanganin!” tolongnya kepada Kirana. “Astagfiruallah.. Sindy..bertahan Sindy bertahan..” Rangga sambil meneteskan air matanya. “Bangun dongsayang .. bangun.. kamu pasti akan baik sayang pasti.. kamu harus bisabertahan.. harus.. “ Rangga mencium kening Sindy yang sudah tak berdaya lagi.

            Rangga menelpon orang tua ku agarsegera ke rumah sakit yang sedang di tuju. Rangga teramat panik akan kondisikusaat ini. Seketika aku menghelakan napas dan terbangun dari pingsan, “Ranggakok nangis? Rangga kan cowok nggak boleh nangis, Rangga harus jadi cowok yangkuat.. nggak boleh nangis kayak gini.. Rangga janji sama Sindy, nggak bolehnangis dalam mengatasi masalah apapun selagi masih bisa teratasi..” jelaskukepadanya. “iya Rangga janji sama Sindy, tapi Sindy harus janji sama Ranggaharus kuat dalam perjalanan ini yah sayang.. yah..” aku hanya membalas dengananggukan pelan dan senyuman untuknya. “Aku sayang kamu Rangga” seketika akuberbicara seperti ini kepada Rangga. “Aku lebih sayang sama kamu Sindy,bertahan ya sayang.. kamu harus kuat!!”.

           


Akhirnyasampailah di rumah sakit yang biasa untuk penangananku bila sakitku kambuh.  Saat itu aku sudah tidak berdaya lagi. Ranggamenggendongku masuk kedalam rumah sakit tersebut.

Pada saat setengahperjalanan Tuhan berkata lain, aku pergi meninggalkan dunia yang fana inidengan sebuah kata “Aku akan selalu merindukanmu, salam untuk mamahku danterimakasih atas segala nya Ngga” Dunia pun menjadi terang benderang yang kulihat hanyalah cahaya di sekitar. Sesampainya di ruang UGD, Rangga membawakudalam keaadaan aku sudah tak bernyawa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar