Nama : Siti Indrianti H
Kelas : 1PA05
NPM : 1A514357
'Manusia dan penderitaan'
MEREKA PUNYA ALASAN
Buah Karya, Siti Indrianti Helwina
Namaku Bunga, kisah ini
bukan tentang keluarga saya dan juga bukan orang lain di luar sana. Tetapi,
kisah ini mengisahkan tentang diri saya sendiri.
Banyak pengalaman pahit yang saya
rasakan didalam hidup saya. Memang tak semuanya pahit, tetapi semua keindahan
tertutup dengan kepahitan yang di hasilkan oleh mulut – mulut serigala yang
tersebar di dunia ini.
Penghinaan? Pembullyan? Penghujatan? Sudah saya rasakan. Pasti banyak orang
lemah di luar sana yang bernasip sama seperti saya, mereka hanya bisa membisu
dan mereka hanya bisa menjadi pendengar suara - suara yang di miliki oleh mulut
– mulut serigala tersebut.
Hari pertama masuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Saya merasa teramat senang karena akan datangnya teman – teman
baru, akan datangnya kisah – kisah baru dan juga pelajaran baru. Hari pertama
tidak terlalu buruk untuk saya.
Satu minggu telah berlalu dan hari
ini tepat hari ke delapan saya berada di sekolah ini. Berpikir akan lancar
bagaikan air yang mengalir, pikiran ini langsung hilang begitu saja. Ada satu
kelompok siswa yang hobby berkomentar, hampir semua hal mereka komentari dan
tidak berpikir sama sekali bagaimana kedepannya nanti. Mereka secara tidak
langsung membully saya dengan
komentar mereka yang menilai fisik saya.
“eh
punya rambut kok ngembang banget kayak adonan kue, ngerti gak sih kalo rambut
lo itu ngalangin jalan gue” salah satu dari mereka berkata.
Ingin
menangis rasanya mendengar perkataan itu. Dia berkata bagaikan memiliki tubuh
yang sangat sempurna.
Setelah pulang sekolah saya pun
langsung memohon kepada orang tua saya agar membantu dalam masalah ini.
Akhirnya saya pergi ke salon dengan bertujuan ingin meluruskan rambut saya yang
kata mereka bahwa rambut saya sangat ngembang.
Kebesokkan harinya, saya datang
kesekolah dengan rambut yang sudah lurus. Saya pun mengira masalah ini akan
selesai. Tidak di sangka mereka berkomentar lagi kepada saya.
“idih
geli, sok begaya lo.. rambut pake di lurusin. Mau di bilang apa sih? Cantik?
Hahaha gak pantes lo di gituin” salah satu dari mereka berkata.
Saya
hanya bisa terdiam, berusaha memaafkan perkataan mereka dan berharap mereka
mendapat balasannya.
Lima tahun telah berlalu, saya bisa
melupakan semua masalah yang pernah menimpa. Akhirnya saya bisa bernapas dengan
lega dan jiwa saya pun tenang karena tidak ada yang di namakan “Pembullyan”. Pemikiran ini salah besar,
yang di namakan “Pembullyan” ini
belum berakhir.
Tepat kelas 3 SMA, saya mencoba
untuk memakai kerudung dan ingin menutupi aurat saya yang selama ini terbuka.
Saya berpikir ini adalah jalan terbaik yang di berikan Tuhan oleh saya.
Dulu saya seorang dancer dan saya juga
pemimpin dari group dance tersebut. Berpikir untuk memakai kerudung pun sama
sekali tidak terlintas dalam benak saya. Akhirnya suatu hidayah Tuhan di
berikan kepada saya melalui orang lain, dan saya memutuskan untuk memakai
kerudung.
Hari pertama kelas 3 SMA dan juga hari
pertama bagi saya untuk memakai kerudung di depan public. Saya pun berpikir hal
ini pasti akan ada suatu halangan yang menghadang. Ternyata pikiran saya pun
tidak meleset sama sekali, pembullyan
pun terjadi lagi setelah sekian lama tidak terulang kembali. Ketika saya
melewati koridor sekolah, semua orang yang sedang duduk asyik menggujingkan
saya. Sempat ada seseorang yang berteriak dan berpendapat yang menyakitkan hati
saya.
“Wehh..
sexy dancer bisa tobat juga ternyata” seorang laki – laki yang berada di
koridor.
“Kerdus
tuhh kerdus..” seorang perempuan yang berada di koridor juga.
Saya
hanya bisa menahan nangis dan berharap ada yang membela saya pada saat itu.
Berpikir masalah ini hanya beberapa
hari, ternyata masalah ini berlangsung lama. Sampai menjelang Ujian Nasional
pun mereka para mulut – mulut serigala masih memperbincangkan saya dan kerudung
saya ini. Saya merasa hidup seorang diri di dunia ini. Jika ada yang membela
saya pun, itu hanya sebuah topeng belaka saja.. mereka pun tetap membicarakan
saya di belakang.
Dan akhirnya saya tidak kuat akan
hal ini dan tidak mau sama sekali hal ini terulang kembali pada saya. Saya
memutuskan untuk melepas kerudung saya dan kembali kekehidupan lama saya.
Semua orang berbeda – beda. Ada yang
bermental kuat seperti baja, ada yang bermental lemah bagaikan kapas yang
terhempas, ada yang emosional, ada yang pendiam dan masih banyak lagi sifat –
sifat yang di miliki manusia di muka bumi ini.
Jangan lah menilai orang dari
keadaan fisik mereka, karena belum tentu kita lebih dari mereka. Jangan meremehkan
orang lain, karena belum tentu kita bisa melakukan apa yang mereka lakukan.
Hidup di dunia bagaikan sebuah roda yang berputar, terkadang kita merasakan di
atas dan terkadang kita juga merasakan berada di bawah. Semua tindakan pasti
mempunyai alasan, sebab dan akibat. Hargailah pendapat orang lain, hargailah
keberadaan orang lain dan terimalah mereka para manusia lemah karena mereka
sama seperti kita yaitu hanyalah manusia biasa. Orang – orang pemilik mulut
serigala? Atau orang – orang yang selalu tertindas? Apakah mereka sempurna?
Tentu tidak, karena tiada yang sempurna di muka bumi ini dan kesempurnaan hanya
milik sang pencipta.
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar