Kamis, 23 Oktober 2014

CERITA PENDEK (CERPEN)



Nama   : Siti Indrianti H
Kelas   : 1PA05
NPM   : 1A514357
'Manusia dan penderitaan'
MEREKA PUNYA ALASAN
Buah Karya, Siti Indrianti Helwina

            Namaku Bunga, kisah ini bukan tentang keluarga saya dan juga bukan orang lain di luar sana. Tetapi, kisah ini mengisahkan tentang diri saya sendiri.
            Banyak pengalaman pahit yang saya rasakan didalam hidup saya. Memang tak semuanya pahit, tetapi semua keindahan tertutup dengan kepahitan yang di hasilkan oleh mulut – mulut serigala yang tersebar di dunia ini.
            Penghinaan? Pembullyan? Penghujatan? Sudah saya rasakan. Pasti banyak orang lemah di luar sana yang bernasip sama seperti saya, mereka hanya bisa membisu dan mereka hanya bisa menjadi pendengar suara - suara yang di miliki oleh mulut – mulut serigala tersebut.
            Hari pertama masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya merasa teramat senang karena akan datangnya teman – teman baru, akan datangnya kisah – kisah baru dan juga pelajaran baru. Hari pertama tidak terlalu buruk untuk saya.
            Satu minggu telah berlalu dan hari ini tepat hari ke delapan saya berada di sekolah ini. Berpikir akan lancar bagaikan air yang mengalir, pikiran ini langsung hilang begitu saja. Ada satu kelompok siswa yang hobby berkomentar, hampir semua hal mereka komentari dan tidak berpikir sama sekali bagaimana kedepannya nanti. Mereka secara tidak langsung membully saya dengan komentar mereka yang menilai fisik saya.
“eh punya rambut kok ngembang banget kayak adonan kue, ngerti gak sih kalo rambut lo itu ngalangin jalan gue” salah satu dari mereka berkata.
Ingin menangis rasanya mendengar perkataan itu. Dia berkata bagaikan memiliki tubuh yang sangat sempurna.
            Setelah pulang sekolah saya pun langsung memohon kepada orang tua saya agar membantu dalam masalah ini. Akhirnya saya pergi ke salon dengan bertujuan ingin meluruskan rambut saya yang kata mereka bahwa rambut saya sangat ngembang.
            Kebesokkan harinya, saya datang kesekolah dengan rambut yang sudah lurus. Saya pun mengira masalah ini akan selesai. Tidak di sangka mereka berkomentar lagi kepada saya.
“idih geli, sok begaya lo.. rambut pake di lurusin. Mau di bilang apa sih? Cantik? Hahaha gak pantes lo di gituin” salah satu dari mereka berkata.
Saya hanya bisa terdiam, berusaha memaafkan perkataan mereka dan berharap mereka mendapat balasannya.
            Lima tahun telah berlalu, saya bisa melupakan semua masalah yang pernah menimpa. Akhirnya saya bisa bernapas dengan lega dan jiwa saya pun tenang karena tidak ada yang di namakan “Pembullyan”. Pemikiran ini salah besar, yang di namakan “Pembullyan” ini belum berakhir.
            Tepat kelas 3 SMA, saya mencoba untuk memakai kerudung dan ingin menutupi aurat saya yang selama ini terbuka. Saya berpikir ini adalah jalan terbaik yang di berikan Tuhan oleh saya.
Dulu saya seorang dancer dan saya juga pemimpin dari group dance tersebut. Berpikir untuk memakai kerudung pun sama sekali tidak terlintas dalam benak saya. Akhirnya suatu hidayah Tuhan di berikan kepada saya melalui orang lain, dan saya memutuskan untuk memakai kerudung.
Hari pertama kelas 3 SMA dan juga hari pertama bagi saya untuk memakai kerudung di depan public. Saya pun berpikir hal ini pasti akan ada suatu halangan yang menghadang. Ternyata pikiran saya pun tidak meleset sama sekali, pembullyan pun terjadi lagi setelah sekian lama tidak terulang kembali. Ketika saya melewati koridor sekolah, semua orang yang sedang duduk asyik menggujingkan saya. Sempat ada seseorang yang berteriak dan berpendapat yang menyakitkan hati saya.
“Wehh.. sexy dancer bisa tobat juga ternyata” seorang laki – laki yang berada di koridor.
“Kerdus tuhh kerdus..” seorang perempuan yang berada di koridor juga.
Saya hanya bisa menahan nangis dan berharap ada yang membela saya pada saat itu.
            Berpikir masalah ini hanya beberapa hari, ternyata masalah ini berlangsung lama. Sampai menjelang Ujian Nasional pun mereka para mulut – mulut serigala masih memperbincangkan saya dan kerudung saya ini. Saya merasa hidup seorang diri di dunia ini. Jika ada yang membela saya pun, itu hanya sebuah topeng belaka saja.. mereka pun tetap membicarakan saya di belakang.
            Dan akhirnya saya tidak kuat akan hal ini dan tidak mau sama sekali hal ini terulang kembali pada saya. Saya memutuskan untuk melepas kerudung saya dan kembali kekehidupan lama saya.
            Semua orang berbeda – beda. Ada yang bermental kuat seperti baja, ada yang bermental lemah bagaikan kapas yang terhempas, ada yang emosional, ada yang pendiam dan masih banyak lagi sifat – sifat yang di miliki manusia di muka bumi ini.
            Jangan lah menilai orang dari keadaan fisik mereka, karena belum tentu kita lebih dari mereka. Jangan meremehkan orang lain, karena belum tentu kita bisa melakukan apa yang mereka lakukan. Hidup di dunia bagaikan sebuah roda yang berputar, terkadang kita merasakan di atas dan terkadang kita juga merasakan berada di bawah. Semua tindakan pasti mempunyai alasan, sebab dan akibat. Hargailah pendapat orang lain, hargailah keberadaan orang lain dan terimalah mereka para manusia lemah karena mereka sama seperti kita yaitu hanyalah manusia biasa. Orang – orang pemilik mulut serigala? Atau orang – orang yang selalu tertindas? Apakah mereka sempurna? Tentu tidak, karena tiada yang sempurna di muka bumi ini dan kesempurnaan hanya milik sang pencipta.
                                                             
Selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar