Cinta
Pertama Diakhiri Kematian
Buah Karya, Siti Indrianti Helwina
Pertama masuk
kuliah? Hampir semua mahasiswa dan mahasiswi mempunyai pengalaman pribadinya
pada saat pertama menginjakan kakinya di sebuah kampus, apalagi kampus tersebut
adalah kampus ternama di ibu kota.
Jatuh cinta pada saat pertama
menginjakan di bangku kuliah, itulah pengalaman Aldo. Aldo berpapasan muka
dengan seorang gadis yang teramat menawan, dia merasakan jatuh cinta pada
pandangan yang pertama pada gadis tersebut. Dia pun berniat untuk mencari tahu
tentang gadis tersebut. Di dalam pikirannya sekarang hanyalah “siapa dia? Siapa
dia? Dan siapa dia?..”
Aldo berjalan menuju ruang kelasnya.
Di kampus tersebut dia mengambil jurusan Sutradara/film. Memasuki kelas dan
mencari tempat duduk yang kosong, tidak di sangka ternyata dia bertemu lagi
dengan teman satu angkatannya di SMA yaitu Rafelo yang biasa dipanggil dengan
sebutan Rafel. Aldo merasa lega
dengan ada teman seperjuangan di dalam kelas tersebut. Tidak sungkan-sungkan
dia pun langsung menanyakan tentang perempuan yang tadi di lihatnya pada saat
perjalanan kepada Rafel.
“eh..
lo tau nggak? Cewek yang kulitnya lumayan putih dan tinggi gitu.. lo tau nggak
dia itu siapa?” Tanya Aldo dengan muka penasaran.
“ohh
dia, tadi gue juga ketemu sama dia.. tadi sih gue denger temenya ada yang
manggil nama dia.. kalo nggak salah sih namanya Sitha deh!!” jelas Rafel kepada
Aldo.
“awas
lo yee.. sampe salah kasih info ke gue, jangan sampe bikin malu gue sob.. biasa
coy, mau kenalan nih gue” Aldo dengan nada celotehnya.
“udah..
kalo mau kenalan mah kenalan aja sana sih do, info gue sih kayaknya bener”
“gue
suka gaya lo sob, makasih broh!!” Aldo dengan begitu senangnya.
Kebesokan harinya, Aldo begitu
semangat berangkat kuliah. Bukan hanya semangat untuk belajar dia pun semangat
untuk segera berkenalan langsung dengan gadis yang bernama Sitha tersebut.
Aldo sampai di kampus lebih awal
dari biasanya, karena ia ingin mencoba saran dari Rafel untuk berkenalan
langsung dengan Sitha. Saat yang di tunggu-tunggu pun tiba, akhirnya Aldo
bertemu dengan Sitha di taman kampus tersebut. Aldo menyamperi Sitha yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku di
bangku taman tersebut. Tanpa basa-basi dia pun langsung meminta berkenalan
dengan Sitha pada saat itu.
“gue
Aldo anak film disini, lo Sitha kan?” sambil menjulurkan tangannya.
“iya
gue Sitha! Kok lo bisa tau nama gue? Dari siapa?” dengan penuh heran.
Aldo dan Sitha berbincang-bincang di
bangku taman kampus tersebut. Aldo di masa SMA nya tidak pernah canggung dalam
hal percintaan, soal merayu.. berkenalan memang dialah jagonya. Segala hal yang ingin di ketahuinya dari Sitha pun sudah
di dapatnya, dari dimana dia tinggal sampai-sampai mendapatkan keakraban yang
menuju kepada arah pendekatan yang akan lebih jauh menuju hubungan yang dituju.
Pada saat berbincang-bincang Sitha
mengingatkan bahwa Aldo ada jam kuliah pada saat itu. Perjumpaan pertama mereka
pun berakhir karena adanya jam kuliah. Perbincangan tersebut memang sangatlah
singkat, tetapi Aldo sudah mendapatkan info yang ingin di ketahuinya, memang
tidak salah kalau pada masa SMA nya di sebut dengan sebutan Raja Cinta.
Dimalam hari, Sitha dan Aldo saling
memikirkan kejadian perkenalan singkat tadi. Sitha pun merasa aneh dengan
dirinya sendiri “Mengapa gue bisa kepikiran hal tadi? Apakah ini yang di
namakan jatuh cinta?” bertanya-tanya di dalam hati. Sitha belum pernah
merasakan yang di namakan PACARAN. Selama ini dia selalu menghalaukan hal yang
di namakan CINTA di dalam dirinya. Akhirnya dia pun menghalal yang hal yang di
namakan CINTA tersebut. Dia pun meyakini´
perasaannya tersebut bahwa dia bena-benar merasakan jatuh cinta kepada Aldo.
Pada saat Sitha mengkhayal kejadian
perkenalan tadi di kampus dengan Aldo, dia tidak sadar bahwa sahabat-sahabatnya
datang dan langsung menyamperi Sitha
yang sedang duduk sambil tersenyum-senyum manis sendiri itu. Sahabat nya
tersebut bernama Jany dan Ria/Rio, mengapa dia mempunyai dua nama, karena nama
tersebut adalah nama malam dan nama siang alias banci (wanita jadi-jadian). Jany
dan Ria/Rio mengganggu Sitha pada saat sedang asyik mengkhayal.
“kayaknya
male mini ada yang lagi berbunga-bunga nih, sampe-sampe orang yang punya rumah
nggak tau kalo kita dating” ucap Jany sambil tersenyum.
“eh
lo berdua.. kapan dating? Kok gue nggak tau sih?” jawab Sitha dengan penuh
heran.
“udah
daritadi ciinnn.. emang yu kenapose? Lagi suka sama siapose sih cinn? Sampe
kita berdua dating yey nggak tau.. eke jadi penasaran begindang dehh!!” balas
Ria/Rio dengan nada ciri khas bancinya.
Sitha mencoba menjelaskan kepada
sahabat-sahabatnya tersebut tentang kejadian perkenalan singkatnya dengan pria
yang bernama Aldo. Sitha menjelaskan dengan penuh semangat dan gembira, karena
inilah cinta pertamanya. Pada saat bercerita Jany dan Ria/Rio memotong cerita Sitha
dan memintanya untuk memberi tahu siapa itu pria yang bernama Aldo pada esok
hari.
Seperti biasa Sitha bersama
sahabat-sahabatnya selalu berada di kantin pada saat tidak ada mata kuliah.
Pada saat Sitha dan sahabat-sahabatnya di kantin, Aldo datang ke kantin dan
melihat Sitha yang berada di kantin juga. Aldo menuju meja yang di dudukin oleh
Sitha dan teman-temannya. Keinginan Jany dan Ria/Rio tidak perlu repot-repot
mencari tahu siapa itu Aldo, karena tanpa di cari pun dia sudah datang sendiri.
Aldo mencoba duduk di sebelah Sitha
dan meminta izin kepada teman-temannya untuk bergabung. Pada saat Aldo sedang
Asyik berbincang-bincang Rafel seketika lewat dengan tanpa di sengaja. Aldo pun
langsung memanggilnya dan mencoba untuk menyuruh Rafel agar gabung bersama
mereka. Rafel duduk di samping Aldo pada saat itu, seketika Rafel langsung
bertanya kepada Aldo mengapa dia bisa bersama perempuan-perempuan tersebut.
Aldo mencoba menjelaskan kepada Rafel bahwa perempuan yang berada di samping
Aldo adalah orang yang bernama Sitha yang sedang di idamankan oleh Aldo. Aldo
memperkenalkan Rafel kepada Sitha dan teman-temannya dengan gaya bicara yang
mencirikhas.
Sepulang kuliah, Aldo menemui Sitha
yang sedang berjalan mengarah untuk pulang kerumah. Lalu, dia bertanya kepada Sitha
“Sit
entar malem lo ada acara nggak?” bertanya dengan penuh harapan.
“Acara?
Hem.. kayaknya sih nggak ada deh do, kenapa emangnya?” menjawab dengan santai.
“gapapa
sih sebenernya, hem.. entar malem mau temenin gue ke suatu tempat nggak sit?”
tanyanya kepada Sitha.
“bisa
aja sih gue do.. emangnya mau kemana?” balas Sitha kepada Aldo,
“udah
pokoknya lo ikut aja, dan entar malem tepat pukul 19:00 gue jemput kerumah lo
ya Sit..” ujarnya kepada Sitha.
“iya
sip.. di tunggu ya do, kabarin gue lagi nanti..” jelasnya kepada Aldo.
Mereka berdua pulang kerumah masing-masing
dan bersiap-siap untuk pergi nanti malam. Sitha sangatlah gembira,
sampai-sampai ia berbicara sendiri di depan cermin kamarnya “gue di ajak pergi
sama Aldo? Sumpah ini keajaiban yang tak terduga.. makasih tuhan!” perkataannya
di depan cermin dengan senyuman semeringahnya.
Tepat pukul 19:00 Aldo pun mengabari
bahwa ia telah ada di depan rumahnya. Sitha pun segera menghampiri Aldo dan
siap untuk pergi bersamanya. Pada saat di perjalanan, mereka sangat menikmati
keindahan ibu kota pada malam hari. “Memang menabjukkan ibu kota pada malam
hari” Ujar Sitha di dalam hati.
Mereka akhirnya pun sampai di tempat
tujuan yang sudah di persiapkan Aldo untuk Sitha. Aldo segera menarik tangan
Sitha dan mengajaknya menuju ke tepi pantai. Aldo adalah tipe orang yang tidak
suka bertele-tele dalam melakukan hal apapun. Aldo pun memulai pembicaraan
dengan Sitha.
“keindahan
kota ini memang sangat menabjukan ya Sit..” ujarnya pada Sitha.
“bukan
indah lagi, gue paling suka banget pemandangan ibu kota pada saat malam hari..
itu bener-bener membuat nyaman di hati..”
“sebenernya
lo tau nggak sih kenapa gue ajak lo untuk kesini Sit?” Tanya nya kepada Sitha.
“pastinya
nggak lah do, gue aja kaget tiba-tiba lo ngajak gue kesini”
“gue
disini hanya ingin bilang. Gue kagum sama lo Sit, gue jatuh cinta sama lo sejak
pertama bertemu.. awal memang gue nggak percaya kalo gue bisa secepet ini jatuh
cinta sama orang. Tapi apa daya, kalo kenyataan sudah menjawab semuanya. Sit?
Apakah lo mau membuat gue sebagai pria yang paling beruntung milikin lo?”
Jelasnya dengan begitu gugup.
“asal
kamu tau do, kamulah cinta pertamaku didalam hidup ini..”
“Jadi
jawabannya? Di terima nih?” Tanya nya dengan penuh senyum semeringah kepada
Sitha.
“sudah
jelas lah do jawabannya, iya do.. Sitha ingin merasakan bahagia bersama Aldo”
Sangkin
senangnya Aldo langsung memeluk Sitha dengan begitu erat. Aldo merasa menjadi
pria yang sangat beruntung pada saat itu.
Keesokan harinya, Sitha menceritakan
kabar bahagia ini kepada sahabat-sababatnya. Tanpa di sadari pada saat Sitha
sedang asyik bercerita kepada sahabat-sahabatnya di dengar oleh seseorang yang
tidak diinginkan untuk mendengarkan semuanya. Cerita Sitha di dengar oleh Tika
yaitu perempuan yang ternyata sangat-sangat mengaggumi Aldo sejak masih duduk
di bangku SMA. Tika sangat murka mendengar bahwa Aldo dan Sitha baru menjadi
sepasang kekasih. Ia sangat kesal karena ia merasa cintanya belum terbalas oleh
Aldo sejak lama.
Tika pun meluapkan kekesalannya
kepada teman-temannya dan menceritakan semua perkataan Sitha yang di dengarnya
tadi. Tika mempunyai dua teman yang pertama bernama Ghina dan yang kedua bernama
Liyana. Ghina dan Liyana merasa tidak senang jika Tika diusik ketenangannya
oleh Sitha. Liyana pu memberi ide rencana licik kepada Tika,
“Nah!!
Gue punya cara yang cemerlang, supaya lo bisa ngerebut Aldo dari Sitha..” Ujar
Liyana.
“apa
caranya Li? Udah to the point aja
sih!” tika dengan penuh penasaran.
“gini
caranya.. lo kan belom saling kenal kan sama si Sitha kampong itu. Udah.. lo
belaga sok baik aja depan dia, lo pura-pura pengen jadi temen deketnya.. inget
broh selogan kita? Dekati musuhmu lebih dekat dari temanmu agar kita tau
kelemahannya.. gimana ide gue? Cemerlang kan?” jelas Liyana kepada Tika,
“Nah..
ide bagus tuh. Udah Tik gausah kelamaan mikir, lakuin aja.. gue yakin rencana
ini pasti mulus..” cetus Ghina seketika.
“Okay..
gue akan lakuin rencana dari temen-temen gue yang sangat jenius ini” Ujar Tika
sambil tertawa licik.
Pagi hari di kampus, Tika mulai
melaksanakan rencana yang sudah di rencanakan olehnya bersama teman-teman
seperjuangannya dan berharap rencana tersebut berjalan dengan mulus dan
berhasil maksimal. Tika menghampiri Sitha yang sedang duduk di koridor kampus,
“Hey
lo Sitha kan? Kenalin gue Tika, gue juga anak tatarias loh dan kita juga 1
ruang kelas pastinya..” sapanya kepada Sitha dengan manis.
“ohh..
hey, iya gue Sitha anak tatarias juga. Ada apa yaa Tika?” tanyanya pada Tika.
“Oh
nggak apa apa, cuman ingin kenal aja kan kita sekelas siapa tau aja kita bisa
deket Tha..” ujarnya menjawab pertanyaan Sitha,
“ohh
gitu.. ehmm.. kayaknya udah mau masuk jam deh tuh, kita masuk yuk” ajakannya
kepada Tika.
“iya
kayaknya yah.. yaudah deh yuk masuk.. (berhenti di depan pintu kelas sambil tertawa
licik) akhirnya rencana pertama pun berhasil, dasar cewek bodoh mudah di
tipu..” Tika dengan begitu bahagia.
Rencana Tika pun berjalan dengan
lancar pada saat itu. Semakin hari dan semakin lama Sitha dan Tika pun mulai sangat akrab. Tika
semakin senang saja, karena rencana pertamanya berjalan dengan begitu lancar.
Tika selalu memceritakan perkembangan hubungannya dengan Sitha yang semakin
lama semakin akrab kepada teman-teman dekatnya. Lalu, temannya yang bernama
Liyana memberi arah dan rencana apa saja yang akan di lakukan nanti oleh Tika.
Tika mulai melaksanakan rencana
selanjutnya. Sebelumnya ia merasa ragu dengan rencana ini, namun teman-temannya
memaksa agar ia untuk melakukannya dan harus optimis akan rencana ini. Didalam
ruang kelas, Tika mulai berbasa-basi dengan Sitha. Dosen yang sangat tidak di
harapkan oleh Tika pun datang. Pada saat pembelajaran berlangsung Tika
mendapatkan teguran dari dosen tersebut karena dosen tersebut merasa di
lecehkan oleh Tika pada saat pembelajaran berlangsung.
“hey
kamu.. kamu Tika kan. Kamu kemana saja tidak pernah masuk jam kuliah?! Udah
jarang masuk, dari tadi ngerumpi aja kerjaannya..” tegur dosen terhadap Tika di
ruang kelas.
“iya
bu saya Tika. Yaa.. map bu saya ada urusan kemaren-kemaren dan map juga kalo saya
mengganggu” ujarnya kepada dosen tersebut.
Tika
selalu terkena ocehan oleh Dosen yang
bernama Nania ini. Dosen Nania adalah dosen yang super duper galak, tidak ada satu pun mahasiswa dan
mahasiswi yang dapat melawannya.
Pada saat dosen Nania sudah
menyelesaikan ocehannya kepada Tika
dia membalikkan badannya dan melanjutkan mengajar. Ketika dosen Nania
membalikkan tubuhnya Tika langsung berperilaku mengejek dosen Nania karena
sangkin kesalnya, tanpa disangka olehnya tiba-tiba dosen Nania membalikkan
badannya kembali.
“Hey
kamu ngapain? Mau ngeledek saya iya Tika?!” dengan nada yang begitu keras.
“e..
e.. ti.. ti.. tidak bu saya hanya pe.. pemanasan aja sebelum belajar” ujar Tika
dengan nada gugup dan menyindir.
Sepulang jam kampus Tika dan Sitha
bertemu dan saling berbincang satu sama lain. Dalam hal ini Tika berusaha untuk
bisa diperkenalka kepada Aldo secara langsung. Omongan Tika memang tidak bisa di tandingi oleh siapa pun, dia
bagaikan pengacara yang sedang membela seseorang yang sedang mempunyai perkara
di persidangan. Siapa pun yang berbicara olehnya bagaikan tersihir oleh semua omongan nya, tidak ada yang satu pun
yang tidak percaya akan omongannya.
Sitha akhirnya terhanyut akan suasana. Tidak usah di pertanyakan lagi, Tika pun
berhasil akan rencananya ini. Sitha pun ingin memperkenalkan Aldo kepada Tika
pada hari yang akan datang.
Seminggu telah berlalu, Sitha
mengajak Tika untuk di kenalkan kepada Aldo seperti apa yang sudah di
janjikannya kepada Tika waktu itu.
Taman menteng, itulah tempat dimana
Sitha, Tika dan Aldo sudah berjanji ingin bertemu satu sama lain. Aldo pun
melihat Tika, sekejap matanya langsung berbinar seperti ada perasaan saat
melihat Tika pada saat itu. Aldo melihat Tika dengan memakai perasaan.
Laki-laki memang dimana-mana semua sama, “kucing
kalau di kasih ikan walaupun sudah kenyang pasti ingin memakannya juga, layak
seperti laki-laki” memang semua
laki-laki seperti ini.. tetapi kebanyakan laki-laki bersifat layak kucing yang
sedang tergiur akan ikan segar.
Pada saat Tika di kenalkan oleh
Sitha kepada Aldo, Aldo salah tingkah saat di tatap tajam oleh Tika. Ketika
Tika menjulurkan tangannya, tanpa tersadari oleh Aldo.. ia terdiam tanpa kata
sedikitpun yang keluar layak seperti Vampire yang sedang melihat darah segar.
Perkenalan itu membuat Aldo bimbang dengan perasaannya sendiri.
Aldo, siapa yang tak mengenalnya? Ia
adalah seorang bintang pada saat SMA maupun di Kuliah. Hampir semua wanita
menyukainya. Ketampanan, kekayaan, bakat, ramah dan rendah hati.. semua ini
sudah di milikinya. Pria ini hampir di sebut “PERFECT’’ bagi setiap wanita
yang baru melihatnya. Kekurangnya hanya satu ”PLAYBOY” sebutan ini sudah tak asing lagi di dengar oleh telinga
para wanita yang mengenalnya.
Aldo pun semalaman memikirkan
pertemuannya dengan Tika. Aldo pun merasa kan hal yang aneh pada perasaannya.
“dag.. dig.. dug.. dag.. dig.. dug..” detak jantung yang terdengar begitu keras
saat dia memikirkan Tika. Aldo merasa mempunyai perasaan benih-benih cinta muncul
yang begitu cepat kepada sosok Tika yang manis rupawan. Dia sama sekali tidak
memikirkan hubungannya dengan Sitha yang sedang terjalin, yang berada di
pikirannya saat ini hanyalah Tika seorang taka da yang lain.
Tika, gadis yang teramat manis
rupawan, berkulit kuning langsat, berrambut gelombang dan mempunyai mata yang
sangat indah.. siapa pria yang tak tergiur untuk memilikinya? Pasti hanya pria
penyuka sesama jenis yang tak menyukai rupanya. Di masa SMA, sudah tidak bisa
terhitung dengan jari yang menyukainya.. tetapi, sayang sekali dia adalah tipe
orang yang sangat pemilih dalam mencari pasangan. Sudah banyak pria tampan yang
menyatakan cinta kepadanya, hampir semua di tolak mentah-mentah olehnya, hanya
Aldo lah pria idamannya sampai saat ini.
Beberapa minggu kemudian tanpa
sepengetahuan Sitha, Aldo dan Tika membuat janji ingin bertemu hanya berdua
saja. Kalau kata anak jaman sekarang “JALAN BARENG”. Pada saat di perjalanan
meraka berbincang-bincang dengan begitu bahagianya.
“Do
Sitha tau nggak kalo kita jalan?” Tanya Tika kepada Aldo.
“Ngapain
sih lo masih mikirin dia? Gua aja males mikirinnya. Udah yang penting kita
happy happy aja sekarang. Udah gausah di pikirin soal dia, gausahlah di
peduliin Tik” dengan begitu ringannya Aldo menjawab seperti ini kepada tika.
Memang benar kata-kata ini “HABIS MANIS SEPAH DI BUANG” semua pepatah memang
benar adanya.
Semakin lama mereka berdua semakin
dekat dan semakin dekat saja. Rasa cinta Aldo kepada Tika pun semakin
mendalam dan apa yang diharapkan oleh
Tika selama ini akhirnya hadir dengan begitu cepat, yaitu Aldo menyatakan rasa
cintanya kepada Tika. Tanpa ada rasa ragu lagi, Tika langsung menerima dan
bersedia menjadi orang ketiga dalam hubungan Aldo dan Sitha yang masih terjalin
dan mereka berdua menjalin hubungan di belakang Sitha. Kalau kata anak jaman
sekarang sih “TMT (Temen Makan Temen) ya.. itulah Tika.
1 bulan telah berlalu begitu saja,
Aldo dan Tika masih mempunyai hubungan yang special di belakang Sitha.
Sebenarnya, Aldo pun merasa sedikit bersalah kepada Sitha akan hubungan yang di
jalinnya dengan Tika selama ini. Baru kali ini ia mendua dalam suatu hubungan.
Aldo pun menjadi tidak konsen dalam menjalani hal apapun. Dia menjadi tidak konsen
dalam mengerjakan apapun, sampai-sampai group band yang dimilikinya menjadi
kacau balau karena sikapnya tersebut.
Akhirnya Tika bisa merebut Aldo dari
Sitha walaupun tidak seutuhnya. Tika merasa berhasil akan rencana yang
dijalaninya walaupun tidak mencapai angka 100%. Tika pun merasa menang dengan
hal ini. Kelicikkan dan pendendam itulah sifat buruk dari seorang Tika, “BAGUS COVERNYA BELUM TENTU DALAMNYA” pepatah ini memang sangat cocok dengan Tika.
Lama-kelamaan Sitha pun mulai curiga
terhadap sikapnya Aldo dan Tika yang berubah 180o kepadanya
akhir-akhir ini. Kecurigaan ini dianggap sebagai teka-teki olehnya. Sitha tidak
tinggal diam begitu saja, Sitha pun mulai menyelidiki apa yang terjadi atas
perubahan ini dan dia mempunyai rencana sendiri untuk menyelidiki semuanya.
Setelah Sitha mencari tahu apa yang
terjadi sampai berbulan-bulan, akhirnya Sitha pun mengetahui bahwa Aldo dan
Tika menjalin hubungan spesial di belakangnya. Ia merasa di tipu akan kebusukan
mereka berdua. Akhirnya, dia pun merencanakan sesuatu untuk membuat mereka
berdua sakit hati. Sitha pun ingin mereka juga ikut merasakan bagaimana rasanya
berada di posisinya saat ini.
Sitha pun mulai melaksanakan
rencananya seorang diri. Tetapi sangat di sayangkan rencananya gagal yang
tadinya ingin membuat mereka merasakan sakit hati, semua rencananya malah berbalik kepadanya. Sitha merasakan sakit hati
yang begitu mendalam. Sitha memergoki Aldo sedang memberi cincin dan Aldo
menaruh ciumannya tepat di bibir Tika dengan begitu mesra. Sitha pun langsung
menyamperi mereka.
“oh
ternyata ini yang lo lakuin di belakang gue? Iya!! Sumpah bener-bener nggak
nyangka gue sama kalian berdua sampe bisa setega ini sama gue. Gila parah ya..
lo berdua!” ujar Sitha dengan begitu kesalnya.
“Sitha
sayang, dengerin alesan aku dulu! Ini semua nggak seperti yang kamu pikirin kok
sayang..” Aldo ingin meleraikan suasana.
“Aku,
kamu? Sayang? Gue sama sekali nggak butuh itu semua apalagi denger semua
alasana dari mulut pengkhianat seperti lo. Mana janji lo sama gue Do? Nggak
akan pernah selingkuhlah.. selalu sayang sama gue lah.. kemana janji lo itu?
Apa itu hanya sebagai hiasan untuk di pajang Do?! Emang ya cowok di dunia ini
sama, brengsek semua.. gue benci banget sama lo.. banget.. banget.. banget!!”
jelas Sitha dengan air mata yang selalu menetes.
“Tha
dengerin gue dulu.” Tika ingin mencoba menjelaskan.
“Alahhh..
nggak ada alasan, semua udah jelaskan bahwa kalian berdua penipu ulung. Ini
yang namanya temen Tik? Ngerebut pacar temennya. Itu kan tujuan lo temenan sama
gue selama ini Tik?!” Sitha dengan begitu emosi.
“Okay..
kalo itu mau lo. Emang semua itu bener adanya Tha, gue mau jadi temen lo cuman
karena tujuan gue yaitu ngerebut Aldo pacar kebanggaan lo ini. Asal lo tau ya
Tha, sebelum lo suka sama Aldo gue udah suka duluan sama Aldo. Ngerti lo?!
Sekarang gimana? Puas dengan semua jawaban gue, puas? Dan gue rasa lo sangat
puas dengan jawaban ini. Sama seperti gue yang sangat puas ngehancurin hubungan
lo dengan si cowok keparat ini..” jelas Tika dengan begitu lantang.
“Lo
bener-bener keterlaluan Tik, perilaku lo udah kelewatan batas Tik.. udah nggak
waras lo!” Balas Sitha dengan teramat sedih.
“Siapa
yang nggak waras? Gue? Iya emang! Iya gue nggak waras itu juga semua karena lo
Tha.. karena ELO.. ngerti? Siapa suruh lo ngerebut Aldo dari gue, hah? Sekarang
gue bener-bener puas bisa hancurin hubungan lo..” jelas Tika dengan tertawa
licik sendiri.
Sitha pun pergi ke atas gedung di
sekitar tempat itu berada. Dia menyesali yang sudah terjadi. Dia sudah sangat
frustasi menghadapi ini semua. Sitha pun akhirnya sampai di lantai paling atas
gedung tersebut. Ia berteriak-teriak sendiri layak orang frustasi akut.
“gue
nyesel bisa kenal sama lo.. gue memang sayang dan cinta sama lo, tapi nggak
gini caranya Do.. gue nyesel.. gue nyesel bisa kenal sama lo, kenapa harus dia?
Kenapa? Gue nyesel do… aaaaaaaaaaaaa……” berteriak-teriak sendiri.
Aldo sebenarnya membuntuti Sitha
sampai ke lantai atas gedung tersebut, tetapi di sana Aldo hanya terdiam dan
melihat dari kejauhan. Dia sama sekali tidak berani mendekat karena merasa
sangat bersalah kepada Sitha.
Tidak
di sangka oleh Aldo, tanpa berpikir panjang lagi.. Sitha loncat dari gedung
tersebut dengan mengatakan “terima kasih lo udah ngisi hari-hari gue, semoga
menjadi kengan terindah.. AKU SANGAT MENCINTAIMU ALDO” seketika Sitha meloncat.
Aldo hanya bisa teriak memanggil namanya dengan begitu keras.
Aldo pun lekas turun dengan begitu
cepat dari gedung tersebut. Tetapi sangat disayangkan, yang di temukannya hanyalah jasat Sitha yang
sudah tidak bernyawa lagi dan dilumuri oleh darah yang keluar dari kepala
belakangnya. Aldo menangis sangat tersedu-sedu dan terus memanggil-manggil nama
Sitha.
Tika menyamperi Aldo yang sedang
menyesali akan kematian Sitha. Aldo melihat kea rah Tika yang sedang melihat
bahagia atas penderitaannya, tidak sungkan-sungkan Aldo pun langsung menampar
Tika dengan begitu keras.
“Pergi
lo dari sini.. pergi!! Pergi lo dari hidup gue untuk selamanya, pergi!!” ujar
Aldo dengan penuh emosi kepada Tika.
“Okay..
gue akan pergi, tapi inget satu hal ya do.. orang yang bisa berselingkuh dan
nggak mau mengakui perbuatannya itu adalah orang yang lebih dari kata BODOH!”
jelas Tika kepada Aldo.
Setiap detik.. setiap menit.. setiap
jam.. setiap hari.. Aldo tidak pernah lepas memanggil nama Sitha dan dia
menjadi Gila akan perbuatannya sendiri.
SELESAI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar